Kedudukan Syariat dalam Pandangan Makrifat ~ Pusaka Madinah

burnzone

AD (728x60)

Kedudukan Syariat dalam Pandangan Makrifat

"Sampaikan dariku walau satu ayat." [H.R. Bukhari]

Performa dan tampilan terbaik laman ini pada peramban Microsoft Edge. Khusus pengguna perangkat mobile: Apabila ada artikel yang tampilannya terpotong, silakan baca dalam mode landscape. Apabila masih terpotong, artinya artikel tersebut hanya nyaman dibaca via laptop atau PC.
landscape mode.


Apa syariat itu? 
Kenyataan yang di-ada-kan (Allah).

Di mana letak syariat itu?
Pada anggota zahir.

Apa sebab?
Sebab pada anggota zahir inilah berlaku  amar dan nahi, yaitu perintah dan larangan.

Jadi...kalau punya anggota zahir, tetapi tidak mau bersyariat: kafir.  man tarakah shalat fahuwa kafirun.
Tidak senang dikata kafir, silakan mengadu ke mana saja.

catatan tambahan: Kalau mau tahu ada gerakan anggota badan yang merupakan doa atau ibadah jasadi, itulah gerakan-gerakan di dalam salat.



-Syaikh Sirad-

Kedudukan Syariat dalam Pandangan Makrifat
Adam Troy Effendy
By Pusaka Madinah
Published: 2010-08-12T03:21:00+07:00
Kedudukan Syariat dalam Pandangan Makrifat
5 411 reviews
Buku ISuS

Buku Ilmu Sedikit untuk Segala²nya

Sudah terbit buku untuk memudahkan Ikhwan/Akhwat memahami kajian tauhid hakiki yang termuat di situs ini secara lebih tersusun dari anak tangga pemahaman Islam yang paling dasar. Ikhwan yang berminat memiliki buku ini dapat menghubungi penerbitnya langsung di www.midaslearning.co.id

  • Untuk mengetahui seluk-beluk buku lebih komprehensif, lengkap dengan uraian per bab dan video garis besar kajian buku, silakan kunjungi landing page rekanan resmi kami di: www.bukutauhidhakiki.com
  • Untuk memesan buku dari rekanan resmi yang terdekat dengan kota Ikhwan/Akhwat, silakan kunjungi tautan ini: "Kami di Kota Anda".
"Sampaikan dariku walau satu ayat." [H.R. Bukhari]
Tags: ,
admin Pusaka Madinah

Pusaka Madinah adalah sebutan untuk ilmu, amal, dan muanayah tauhid hakiki yang menjelaskan sinergi syariat, tarikat, hakikat, dan makrifat dari kalangan khawwasul khawwas yang disampaikan oleh Mursyid, K.H. Undang bin K.H. Sirad bin K.H. Yahya dengan sanad aly sebagai berikut: (1) Nabi Muhammad Rasulullah Saw., (2) Nabi Khidir a.s., (3) Abdul Aziz ad-Dabarq, (4) Abdul Wahab at-Tazi, (5) Ahmad bin Idris, (6) Muhammad Sanusi, (7) Muhammad Mahdi, dan (8) Muhammad Idris.

7 komentar:

Anonim mengatakan...

Saya teringat sebuah kisah, konon ada seorang anak yg masuk neraka karena ga pernah diajak sholat oleh ayahnya yg sholeh. ketika ayahnya yg sholeh mau masuk surga terhalang oleh anaknya yg 'protes'. konon akhirnya dua-duanya masuk neraka.

coba deh baca lagi cerita diatas, dengan mengganti anak=jasad dan ayah=Ruh :)

ya Allah kam iberlindung kepada Mu dari kejadian ini dengan modal YAKIN kami bahwa RAHMAT-MU senantiasa mengungguli KEMURKAAN-MU atas kami.

-Arbi-

MUX SPARROW mengatakan...

Aamiiin.. atas doa Bang Arbi.. :8:

btw, Bang Arbi..hoho ada yang menarik untuk didiskusiin nih..
apa yang lebih tepat itu bukannya si bapak dianalogikan sebagai nafs/jiwa?

Sedangkan ruh itu 'kan senantiasa selaras dengan Allah, bahkan ruh juga yang menangisi jasad dan nafs yang disiksa sambil merintih,"Itulah kamu.. mengapa sejak di dunia kamu tidak mau kenal aku.. tidak mau mendengar ajakanku.."

Gimana nih, Bang? :10:
[alhamdulillaaah...kesampaian juga akhirnya giliran ane yang konsultasi.. :3: ]

Anonim mengatakan...

Kalau kata mentor ane di Ponti, nyang ada ntu sebenarnya cuma Ruh n Jasad, sementara nafs/jiwa itu cuman percikan/kilatan dari persenyawaan Ruh dengan Jasad yang akhirnya jadi lem perekat UHU gitu deh antara Ruh n Jasad.

Surganya Ruh dan Jasad kan sebenarnya Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Dari Allah kembali kepada Allah, Zat semata2 (red: Surga Hakiki). Nah kate mentor ane, kalau mau pulang ke Allah, Zat Semata-mata (red : surga hakiki) ya harus satu dong alias sinkron antara kelakuan Ruh yg taat dan suci dengan Jasad yang juga taat dan suci. Kalo lem UHU mah ikut aja pastinya. yg penting tergantung Ruh n Jasadnya waktu hidup di kolong langit ini gimana kelakuannya. gmn tuh kang? qiqiqi... (kapan lagi murid diuji sama mentornya? hehehe... )

-Arbi-

-Arbi-

-Arbi-

MUX SPARROW mengatakan...

Wahaha.. siapa tuh mentornya yang di ponti.. bego amat tu mentor :3:

Lha, bukannya gini, Bang?!
Meskipun nafs/jiwa itu ada karena esanya ruh dan jasad, si nafs/jiwa ini kekal juga sekekal ruh. Artinya, sekali ia tercipta, ia kekal tidak musnah (bahkan ketika diazab di neraka sekali pun). Kan kalau di neraka musnah, enak banget,, disiksa bentar lalu musnah dan tidak lagi merasakan azab. :D

Ruh memang senantiasa sesuai dengan kehendak Allah Swt., Penciptanya. Tetapi ketika hidup di alam dunia. Jiwa/Nafs manusia ini yang jadi penguasanya. Artinya, meskipun si jiwa punya fitrah hanif (cenderung pada kebaikan; sinyal keberadaan ruh), ia cenderung terfokus pada ke-5 indera jasadnya (mungkin karena ruh itu bersifat qadim ya?!)

Jadi, ketika di alam dunia, si nafs ini yang dibebani pilihan: mau ngikut maunya jasad (nafsu) atau mau ngikut maunya ruh (yang selalu selaras dengan kehendak Allah).

gitu mungkin ya?! Allahua'lam. :D

Anonim mengatakan...

siapa tuh yg berani bilang mentor ane bego? ane naik pitam nih... https://lh6.googleusercontent.com/-GXVjUZ8JLTk/UFV7IRrngqI/AAAAAAAAFh8/G2mkhsEiOrs/s128/pecut.gif hehehe...

jadi bisa dibilang Nafs itu anak dari hasil per-kimpoi-an Ruh dg Jasad ya kang. Gmn kalo kaitannya dg cerita diatas yg jadi bapak sholeh itu Ruh dan anaknya nafs. hehehe...

-Arbi-

MUX SPARROW mengatakan...

Hmm.. bener juga ya.. si Bapak (Ruh) bakal bete juga soalnya kalau tu Anak (Jasad) gak kebawa ke surga.. si Bapak sedih ngeliat si anak kena siksa.. :15: boljug, tuh Bang Bro.. :8:

wkwkwk, jangan naek pitam, Bang.. gak bagus buat kesehatan.. mending naek kintoun aja kayak songoku :g: lebih fun.. :3:

https://lh6.googleusercontent.com/-Le5Kff4OyE0/UHyqaH1NSjI/AAAAAAAAGao/zpFZG6TOQGw/s296/kintoun.jpg

Unknown mengatakan...

hahaha...minum obat duluu deh...https://lh4.googleusercontent.com/-esPfNBJOoTo/UHWB9xMnrWI/AAAAAAAAGKU/LE77KoCx-Fs/s18/kupi-nanas.gif https://lh4.googleusercontent.com/-H8NRRzDoCDk/UFV68_Nf_1I/AAAAAAAAFf4/WRa30gomfoA/s128/api-api-moday.gif

 

Barangsiapa menghendaki kebaikan bagi dirinya, niscaya dia mengambil jalan kepada Tuhannya. (Q.S. Al-Insan:29)

Copyright © Pusaka Madinah| Peta Situs | Designed by Templateism