I Can See God Right Away Now! ~ Pusaka Madinah

burnzone

AD (728x60)

I Can See God Right Away Now!

"Sampaikan dariku walau satu ayat." [H.R. Bukhari]

Performa dan tampilan terbaik laman ini pada peramban Microsoft Edge. Khusus pengguna perangkat mobile: Apabila ada artikel yang tampilannya terpotong, silakan baca dalam mode landscape. Apabila masih terpotong, artinya artikel tersebut hanya nyaman dibaca via laptop atau PC.
landscape mode.
Photobucket



Assalamualaikum wa rahamatullahi wa barakatuuh,
(means peace, save, and God's Blesses be upon You)

Yes, I was fully convinced about the title of this article (at least 'ilmal yaqin ;P). Many people without realised-without deliberate believed that Allah is invisible only (as invisible as the genie, the angel, heaven, hell??? ). No, Allah is also real (zahir). Clearly, the invisibility and visibility Allah is not be the same as that apart from Allah. (Versi bahasa Indonesia klik di sini.)

Buka Lengkap | Click here to view completely

Al-Hadid (57): 3: هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
He is the First and the Last, and the Outward and the Inward; and He is Knower of all things.

Hmm.. okay then, how could it be that a stupid like me could see Allah, rite away at this time?
To Saw Allah certainly is not possible with our rough eyes implement that is very limited. Our poor eyes can not seeing directly to the naked sun, so how might we be able to see directly to its Creator?!

In Tawheed Knowledge was explained that seeing Allah is with 2 matters, that is eeman (faith) and yaqin (convinced).


  • with eeman, we believe that Allah is EXIST.

Moreover the follower of Materialism then currently could not denied the existence of the Lord. As for the contemporary atheist groups , they do not unbelieving that God is exists, they acknowledged and believed in the Lord is Exist. They were just fooled by their intellectual's ego to embrace to any religion.
Contemporary atheists: They are acknowledge the existence of God, but was too lazy to do the rituals of worship to Him


  • with yaqin, was appointed by us that Allah is "Laysaka mitslihi syai'un";means that Allah (God) is not the same as anything (because of Allah is not a thing, but Allah is The Creator of every-things).

Any kinds which could be felt-could be thought-could be imagined, definitely something, and definitely not Allah. How hadn't Allah crossed in the marrow, could not be thought about, could not be imaginated-, does not take any form; has no colour-has no smell; not light-not voices; not moving nor be quiet; do not come-do not go; do not take the place (precisely we and the universe togethered with all of its contents take the place in Allah); not above-not in under; not in left-not in right; not in front-not behind; not the "Allah" pronunciation or "alif-lam-lam-ha"; not be the same as empty and the emptiness.

As a simple example: we could see the form of the sky obviously. Then, Allah is more real from that, Allah's "form" must be not the same as the form of the sky.

But God is near. Thus, it is logical that God is All-Knowing.

Al-Baqarah (2): 115
ولله المشرق والمغرب فأينما تولوا فثم وجه الله
And Allah belong the east and west, so wherever you're overlooking that's where God's face.

Al-Baqarah (2): 186
وإذا سألك عبادي عني فإني قريب أجيب دعوة الداع إذا دعان فليستجيبوا لي وليؤمنوا بي لعلهم يرشدون
And when the servants asked you about Me, then (answer), I am near.

Qaf (50): 16
ونحن أقرب إليه من حبل الوريد
.. and We are nearer to him than his jugular vein,

This is in accordance with one hadith that if being not wrong its editorial staff like this:
"Anyone who recognizes God with the truly recognizing, so he will be tongue-tied. (kalla lisanuhu; because It can not be said, indeed. It's not the creature's capacity to define anout the God-self)."

With the understanding tawheed, insyaAllah we would not cheated by the Iblis, Dajjal, and the shaytans laknatullah that often fooled pious people who blind about tawheed.


 وَلَقَدۡ صَدَّقَ عَلَيۡہِمۡ إِبۡلِيسُ ظَنَّهُ ۥ فَٱتَّبَعُوهُ إِلَّا فَرِيقً۬ا مِّنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ
And indeed Iblîs (Satan) did prove true his thought about them, and they followed him, all except a group of true believers (in the Oneness of Allâh). (20)


Photobucket

It could be, when someone performed religious duties, he suddenly gazed at some clear light with the voice that claimed himself as Allah or the Lord. There is also peoples who felt had done "Isra Miraj" to Sidratul Muntaha (Muhammad 's journey to the "highest" place to meet God). In fact, they did not realise  they was carried to the genie's nature. (Sometimes shaytans also changed as the late sheikhs or sort of awliya, or at the same time claimed as Jibril (Gabriel, Leader of Angels). Logic thing in Islam is, dead men do not have the affair with the perishable world and the Jibril's task as the bearer of the God's revelation also has ended since the Surah Al-Maidah verse 3 descended)

The phenomenon of the emergence of the fake prophets who had many followers was the work of the Jahannam Trio (Iblis, Dajjal, Shaytan). The fake prophets and his followers will not become the mislead group if they were not blind about tawheed. Knew that Allah is not lights, dont have any shape, and  etc..

Akhirul kalam, let's combatted the blindness about tawheed so that our religious duties was avoided from khafi shirk, a big sin, associating partners on God with His creatures. God needs nothing!  So, hope that each human being realised that his destiny is only to Allah or God or whatever You spell as The One and Only Almighty. Allahu'alam.

Wassalamualaikum wa rahamtullahi wa barakatuh.
(means peace, save, and God's Blesses be upon You)

I Can See God Right Away Now!
Adam Troy Effendy
By Pusaka Madinah
Published: 2010-04-19T00:49:00+07:00
I Can See God Right Away Now!
5 411 reviews
Buku ISuS

Buku Ilmu Sedikit untuk Segala²nya

Sudah terbit buku untuk memudahkan Ikhwan/Akhwat memahami kajian tauhid hakiki yang termuat di situs ini secara lebih tersusun dari anak tangga pemahaman Islam yang paling dasar. Ikhwan yang berminat memiliki buku ini dapat menghubungi penerbitnya langsung di www.midaslearning.co.id

  • Untuk mengetahui seluk-beluk buku lebih komprehensif, lengkap dengan uraian per bab dan video garis besar kajian buku, silakan kunjungi landing page rekanan resmi kami di: www.bukutauhidhakiki.com
  • Untuk memesan buku dari rekanan resmi yang terdekat dengan kota Ikhwan/Akhwat, silakan kunjungi tautan ini: "Kami di Kota Anda".
"Sampaikan dariku walau satu ayat." [H.R. Bukhari]
Tags:
admin Pusaka Madinah

Pusaka Madinah adalah sebutan untuk ilmu, amal, dan muanayah tauhid hakiki yang menjelaskan sinergi syariat, tarikat, hakikat, dan makrifat dari kalangan khawwasul khawwas yang disampaikan oleh Mursyid, K.H. Undang bin K.H. Sirad bin K.H. Yahya dengan sanad aly sebagai berikut: (1) Nabi Muhammad Rasulullah Saw., (2) Nabi Khidir a.s., (3) Abdul Aziz ad-Dabarq, (4) Abdul Wahab at-Tazi, (5) Ahmad bin Idris, (6) Muhammad Sanusi, (7) Muhammad Mahdi, dan (8) Muhammad Idris.

26 komentar:

MUX SPARROW mengatakan...

:9:

Anonim mengatakan...

kang saya baru gabung kemaren2 karena tertarik dengan tulisannya sama pesan di dalamnya. terus saya niat mau baca2 dari postingan awalnya kang mux. ternyata eh ternyata bahasanya inggris. wkwkwk..
inggris saya rada2 gimana gitu
soalnya ini tauhid takutnya bisa salah persepsi. bahasa indonesia aja banyak yang salah persepsi gimana inggris..

tp makasih banget nih udah cape2 nulis tulisan/blog ini sangat bermanfaat bagi saya. mudah2an bermanfaat juga bagi pembaca yang lain..


- Kang Oncom -

Unknown mengatakan...

http://lh4.googleusercontent.com/-esPfNBJOoTo/UHWB9xMnrWI/AAAAAAAAGKU/LE77KoCx-Fs/s18/kupi-nanas.gif buat temenin kang oncom baca2 dimari :)

Jabat hangat...

Unknown mengatakan...

saia gatau arti.a :18: paak
pake bahasa indonesiaaa dunkkkk :1:

MUX SPARROW mengatakan...

8-| :3:

Unknown mengatakan...

meninggalkan jejak, sapa tau jd prasasti.. :D

Unknown mengatakan...

Salam kenal

Apakah penulis melihat Alloh secara Adz-dzahirNya saja atau beserta Al-Bathinnya? Bagi saudara2 yang ingin bersyahadat dengan hakiki (benar-benar menyaksikan Alloh dan Rasululloh), silakan ber-Sholawat yang sebanyak-banyaknya hingga Rasululloh hadir dan membimbing saudara2. Atau silakan menghubungi e-mail saya : amirkaryo@gmail.com. Nanti akan saya tunjukkan cara untuk bertemu dengan Rasululloh SAW dan Beliau sendiri yang akan membimbing saudara2 untuk meihat dan mengenal Wujud Adz-zdahir dan Al-BathinNya seperti yang telah saya alami.

Mohon maaf dan salam untuk semuanya.

MUX SPARROW mengatakan...

Salam kenal balik, Mas Umar..
Rupa Rasulullah Saw. itu seperti apa ya, Mas?!

Unknown mengatakan...

pertanyaan yg sama nih
Rupa Rasulullah Saw. itu seperti apa ya, Mas?! :-?

MUX SPARROW mengatakan...

mudah-mudahan beliau sudi sharing di sini ya.. penasaran juga nih.. 8-|

Unknown mengatakan...

Saudara2ku, saya hanya akan memberikan sedikit petunjuk saja, sekedar memancing kemauan saudara2 untuk bersungguh-sungguh bertemu dengan Beliau. Lagian para ulama juga melarang mendiskripsikannya/menggambarkannya secara terang-terangan, takut menyosok! Karena yang terpenting bukan fisik Beliau melainkan suri tauladan Beliau.

Adalah wajar bila ditemukan beberapa riwayat yang diuraikan oleh para Sahabat tentang deskripsi fisik Rasululloh bahwa Beliau Tampan, Gagah, berkulit putih, berdada lebar, dll. Maklum, karena para Sahabat begitu mencintai Beliau seperti kalau kita mendiskripsikan fisik kekasih kita tentunya perfect meskipun kenyataannya belum tentu.

Baiklah, sedikit gambaran fisik Rasululloh adalah :
1. Beliau kurus karena sering lapar.
2. Beliau bermata sayu karena sering jaga (sangat sedikit tidur)
3. Beliau tidak berkulit putih, tapi coklat muda atau agak putih.
4. Beliau tidak tampan (maaf), biasa saja.

Namun secara akhlak/spiritual tidak usah dipertanyakan. Bahagianya saya bertemu dengan Beliau tidak mampu saya uraikan dengan kalimat. Apalagi saat sholat makmum langsung kepada Beliau (saya mengalaminya 2 kali, sholat subuh dan maghrib), sungguh pengalaman yang luar biasa. Semoga saudara2ku semua dikehendaki Alloh dapat bertemu dengan Beliau.

MUX SPARROW mengatakan...

terima kasih atas kesudian Mas menjawab. Boleh tanya satu hal lagi? insyaAllah ini tanyaan terakhir saya, Mas..
Bagaimana Mas yakin bahwa yang Mas temui itu Muhammad Rasulullah Saw.?

Unknown mengatakan...

Hehehe... pertanyaan yang bagus saudaraku. Kalau ada yang mampu menyerupai Rasululloh berarti dia lebih hebat dari Rasululloh, dengan kata lain Tuhan tidak mampu menghadang pembajakan terhadap kekasihnya. Kalau hal tersebut terjadi runyamlah seluruh umat ini.

Sekedar informasi : Seluruh ulama sepakat bahwa Rasululloh dan manusia-manusia suci tidak akan mampu di serupai oleh apapun dan siapapun (jin, syaitan, iblis, bahkan malaikat). Dan tidak usah berebutan Rasululloh karena jiwa Beliau mampu berada di mana saja dan kapanpun saja. Jadi seandainya ada 1000 orang ingin bertemu dengan Beliau dalam waktu bersamaan, Rasululloh mampu menemui mereka sekaligus tentunya dengan izin Alloh Ta'ala

Semoga paham dan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Salam untuk saudara2 semua.

MUX SPARROW mengatakan...

Mohon maaf, uraian Mas di atas sama sekali belum menjawab pertanyaan saya. Kebenaran itu pasti, bukan nisbi, Mas :)

Unknown mengatakan...

Wah, maafkan keterbatasan akal saya untuk menjelaskan, memang ini bukan ranah akal. Namun saya hanya berusaha sebisa saya untuk dapat diterima akal. Ini bagaikan menjelaskan rasa pedas kepada orang yang belum kenal apa rasa pedas itu. Maka cara yang paling tepat untuk mengenal rasa pedas adalah dengan memakan lombok itu sendiri. Maksud saya, silakan mengalami pertemuan dengan Beliau sendiri dengan berSholawat sebanyak-banyaknya.

Atau silakan menggunakan metode apapun yang saudaraku yakini efektif. Namun, jika saudaraku menginginkan, saya memiliki metode yang sudah saya buktikan mampu mengantar untuk bertemu dengan Rasululloh. Saat ini ada sekitar satu juta saudara kita di seluruh penjuru dunia yang menggunakan metode yang sama, dan sekitar 10.000 orang diantaranya Alhamdulillah telah dibukakan Basiroh (mata hati)nya oleh Alloh (tms saya) sehingga mampu melihat dan mengenal Rasululloh dengan hakiki, dan selanjutnya mampu menyaksikan Alloh (musyahadah). Semuanya sempat mengalami tidak sadar setelah menyaksikan Wujud Alloh, ada yang hanya beberapa menit dan ada yang sampai berbulan-bulan. Namun semuanya bisa kembali sadar seperti sedia kala dengan membawa dampak perilaku yang jauh lebih positif dibandingkan sebelum musyahadah.

Saya hanya membuka wacana yang telah lama hilang dari umat ini, maklum jarak kita dengan Nabi Muhammad terpaut belasan abad. Semua yang disebut dalam agama saat ini hanya sebatas cerita dan dongeng, tidak pernah mampu diwujudkan bahkan oleh orang2 yang mengaku sebagai ulama sekalipun. Umat ini sudah terlalu lama menjadi penonton agama, bukannya pelaku agama. Padahal semuanya nyata dan wujud adanya.

Bagaimanapun juga jangan mempercayai paparan saya bila saudara2 belum siap, anggap saja angin lalu. Dan jangan khawatir, saudara2 tetap bisa dapat surga kok meskipun tidak bertemu dan kenal sejatinya Alloh dan Rasululloh asalkan saudara2 mampu jadi manusia yang baik dan benar.

Mohon maaf dan terimakasih banyak atas perhatiannya.

MUX SPARROW mengatakan...

Karena Mas masih tidak berani menjawab pertanyaan terakhir saya tadi, padahal jawaban Mas itu akan jadi kunci benar tidaknya Mas dan 10.000 orang yang sudah mengamalkan semodel itu. Sekarang waktunya tauhid hakiki bicara ya, Mas.

Pertama:
Semua ciri Nabi Muhammad Rasulullah Saw. yang Mas sebutkan berlainan sama sekali dengan atsar para Sahabat Rasulullah Saw.

Kedua:
Maksud saya, silakan mengalami pertemuan dengan Beliau sendiri dengan berSholawat sebanyak-banyaknya.

Perlu Mas ketahui, tidak ada amal yang menyampaikan seseorang pada Rasulullah Saw. apalagi pada Allah Swt. Allah wa Rasulullah tidak bisa didikte dengan amal kita. Sebab, amal kita itu hakikatnya untuk kita juga, bukan untuk Allah wa Rasulullah, Mas.

Adapun jika seseorang berjumpa Alah dan Rasulullah itu disebabkan karena Allah wa Rasulullah berkehendak memandangkan atau juga mempertemukan atas diri kita.
Jika belum jelas, silakan klik link ini Jangan Terpaku pada Amal. :)


Ketiga:
Semuanya sempat mengalami tidak sadar setelah menyaksikan Wujud Alloh, ada yang hanya beberapa menit dan ada yang sampai berbulan-bulan. Namun semuanya bisa kembali sadar seperti sedia kala dengan membawa dampak perilaku yang jauh lebih positif dibandingkan sebelum musyahadah.

Akhlaqul karimah hakiki itu tidak positif juga tidak negatif, Mas. Silakan buka al-Kahfi mengenai Nabi Khidir a.s.

Tarikh Nabi Musa a.s. yang pingsan ketika diperintahkan Allah memandang bukit Thursina, lalu beliau pingsan.. itu bukan karena beliau memandang Allah.. itu karena Nabi Musa a.s. kaget dan "mabuk" akan dahsyatnya pancaran budduhun dari dahinya sendiri. Mas.

Keempat:
Cukup dengan mengenal Allah dan Rasulullah, saat ini detik ini juga, kami bisa memandang Zahiru Rabbi dan jasad Muhammad Rasulullah Saw. Mengapa musti pakai baca-baca lagi? Bukankah kebenarannya sudah di depan mata? Ilmu jadi itu tidak pakai baca-baca lagi, Mas. Dan dari ilmu jadi tanpa baca-baca lagi ini jugalah gerbang perjumpaan dengan Allah wa Rasulullah yang sebenar-benarnya dalam keadaan sadar-penuh tanpa nanar.

Ibarat kita lihat gelas, sudah yakin yang kita lihat itu gelas, kenapa musti disebut lagi, "Itu/dia adalah gelas." :10:

Sedangkan dalam tauhid hakiki, kita bershalawat itu sebagai penghormatan di hadapan beliau, bukan sebagai kunci mutlak jaminan perjumpaan dengan beliau.

Dalam tauhid hakiki, penanda orang yang benar-benar kenal:
Sebelum syahadat dan shalawat itu, yang terlebih dulu ada: Salam. <-- kalau salam duluan, artinya sudah jumpa 'kan?! :D

Karena Mas tidak berani menjawab pertanyaan terakhir saya di atas, jadi saya tidak tahu siapa "Allah" dan "Rasulullah" yang selama ini membimbing Anda.

"Dokter tidak perlu ikut sakit untuk sekadar mengetahui penyakit pasien 'kan, Mas?! :)

Unknown mengatakan...

Memang benar semua terjadi atas kehendak Alloh sendiri, namun kita tidak bisa lepas dari sunatulloh. Tentunya saat Alloh menginginkan seseorang menjadi kaya, Alloh akan menggerakkan orang itu untuk bekerja dan akhirnya menjadi kaya. Saya pun tidak pernah merasa mempunyai amalan atau dapat melakukan sesuatu, semua adalah kekuatan Alloh sendiri. Laa haula wala quwata illa billah.

Mungkin yang saya saksikan itu bukan Alloh ya? Meskipun Ia Maha Besar (bahkan seluruh jagad ini termasuk saya pribadi menjadi hilang dari pendangan saya) dan Ia Maha Suci (memancari bathin saya yang kotor ini menjadi sedikit terbuka). Atau Beliau itu bukan Rasululloh ya? Meskipun Beliau memarahi saya saat saya berkata agak keras pada ibu saya, saat saya agak jengkel pada istri saya, saat saya terlalu memikirkan dunia daripada meraih kesucian, atau saat saya membenci sesuatu meskipun itu anjing dan babi. Beliau memancari bathin kotor saya dengan welas asihnya sehingga saya sedikit mampu melihat segala sesuatu adalah sama sebagai Irodah Alloh semata.

Bagaimana dengan seluruh Rasul dan Nabi yang telah saya lihat dan kenal (124 ribu Nabi dan Rasul). Beberapa malaikat yang telah saya saksikan, buroq-buroq yang selalu mengiringi setiap diri manusia meskipun tidak pernah dimanfaatkan? Padahal Alloh memfasilitasi setiap manusia sebuah buroq untuk mencapaiNya. Bagaimana juga dengan Keindahan Surga dan Bergolaknya neraka yang telah saya saksikan dengan mata kepala sendiri (tentunya didasari dengan mata hati)? Bagaimana juga dengan Iblis dan syaitan yang telah saya saksikan? Wah, siapa ya yang bisa memperlihatkan itu semua pada saya dan ribuan saudara yang lain?

Saudaraku yang dikasihi Alloh, saudara sudah mempunyai pemahaman yang sudah benar pada kelas saudara. Dan saya pernah berada pada kelas itu (maaf, tidak bermaksud ujub atau takabur). Oleh karena itu saya hanya menyampaikan wacana saja, tidak harus dipercaya, nanti malah syirik kalau percaya kepada saya, hehehe. Percaya kan pada Alloh saja ya? Mari tetap kita jalin silaturahmi meskipun berbeda alam pemahaman.

Tujuh tahun Rasululloh mengajarkan Tauhid di Mekah, selama periode itu belum ada syariat apapun. Rasululloh berfokus untuk memberikan dasar pendakian kesucian, yaitu syahadat. Bukan hanya membaca syahadat seperti yang kita lakukan sekarang, melainkan penyaksian yang sebenarnya. Dengan kata lain Rasululloh menunjukkan : 'Ini lho, Tuhan! Dan aku adalah utusanNya." Tentu saja tidak semua sahabat mampu musyahadah (melihat Tuhan), karena hal itu tergantung kepada tingkat kebersihan hati mereka masing-masing.

Maka Syahadat menjadi rukun Islam yang pertama sebagai dasar untuk mampu melaksanakan rukun Islam yang lain dengan sebenar-benarnya. Mengapa Sholat kita tidak mampu mencegah dari perbuatan keji dan munkar? karena kita belum mampu sholat dengan hakiki. Mengapa Puasa kita hanya mendapat lapar dan dahaga? karena kita belum mampu puasa dengan hakiki. Mengapa haji kita tidak menumbuhkan akhlak yang mulia? karena kita belum mampu berhaji dengan hakiki. Karena untuk mampu beribadah dengan hakiki harus diawali dengan syahadat yang hakiki.

Mohon maaf atas segala kebodohan dan kesalahan saya.

MUX SPARROW mengatakan...

Uraian yang cukup memukau bila itu ditujukan pada orang lain, Mas.. :D

{Beliau itu bukan Rasululloh ya? Meskipun Beliau memarahi saya saat saya berkata agak keras pada ibu saya, saat saya agak jengkel pada istri saya, saat saya terlalu memikirkan dunia daripada meraih kesucian, atau saat saya membenci sesuatu meskipun itu anjing dan babi. Beliau memancari bathin kotor saya dengan welas asihnya sehingga saya sedikit mampu melihat segala sesuatu adalah sama sebagai Irodah Alloh semata.}

{Wah, siapa ya yang bisa memperlihatkan itu semua pada saya dan ribuan saudara yang lain?}
Jin juga bisa berpura-pura baik lho, Mas. Mengajarkan "akhlak" :D Sebelum bicara Allah wa Rasulullah, kenali dulu musuh yang nyata: musuh yang pandai menipu, tapi tidak pandai berbohong pada kaum mukmin yang sejati. [Q.S. an-Nahl:99-100] :D

{saat saya terlalu memikirkan dunia daripada meraih kesucian, atau saat saya membenci sesuatu meskipun itu anjing dan babi.}

Tentang anjing-babi :D
Dalam Islam yang benar dan berpegang pada kitab, ada benci yang dibenarkan. Memang tidak ada alasan buat muslim yang waras untuk membenci anjing dan babi tanpa alasan. :}}

“Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,”
[Q.S. Al-Hujuraat: 7]


[Kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan,]
apa jadinya kalau umat banyak yang mengikuti maunya Anda dan 10.000 pengikut Anda? :D

{saat saya terlalu memikirkan dunia daripada meraih kesucian,}

Yang saya tau, di Quran dunia itu disebut secara "negatif" hanya dengan sebutan "ujian bagi keimanan atau senda gurau belaka", tidak dikatakan dunia itu sebagai ketidaksucian.

Manusia terlahir suci, yang membuatnya jadi tidak suci adalah kekafiran, bukan dunia dan segala isinya, Mas :D

Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: “Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang musyrik.” Lalu seorang laki-laki bertanya: “Ya Rasulullah! Bagaimana pendapat engkau kalau anak itu mati sebelum itu?” Beliau menjawab: “Allah lebih tahu tentang apa yang pernah mereka kerjakan.”

Perhatikan ini:
“Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi
seorang Yahudi,<--- kekafiran
seorang Nasrani<--- kekafiran
maupun seorang musyrik.”<--- kekafiran

Makanya Allah terangkan di al-Hujurat:7 di atas, yang semestinya dibenci kaum mukmin itu kekafiran, bukan dunia dan segala isinya yang sudah mahasuci dan esa beserta Allah, Mas.

MUX SPARROW mengatakan...

Kesucian itu tidak bisa didapat dengan men-suci-sucikan diri, kesucian itu kembali pada manusia begitu dia benar-benar mengenal Allah wa Rasulullah.
Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah padahal kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya. Maka Kami berikan kepada orang-orang yang beriman di antara mereka pahalanya dan banyak di antara mereka orang-orang fasik. [Q.S. Al-Hadid: 27]


{Mungkin yang saya saksikan itu bukan Alloh ya? Meskipun Ia Maha Besar (bahkan seluruh jagad ini termasuk saya pribadi menjadi hilang dari pendangan saya)}

Mas Amir, yang Anda sebutkan di atas itu sama persis dengan yang dialami sidharta gautama sang buddha dan rsi-rsi hindu dan para pengamal meraga sukma alias astral projection. Mereka semua itu masuk ke kosong zat-sifat, bukan masuk ke kosong zat-mutlak. Itu sebabnya kemudian si sidharta menyatakan surga-neraka dan Tuhan itu tidak ada. :D

{dan Ia Maha Suci (memancari bathin saya yang kotor ini menjadi sedikit terbuka).}

Kalau batin masih kotor dengan najis-najis batin, mustahil Allah akan memandangkan Diri-Nya pada kita. <-- ini prinsip tak tertolak dalam tauhid yang benar. Nah, ketahuilah apa itu najis-najis batin, yang pasti bukan dunia beserta isinya ya.. :20:

Jadi, silakan dijawab dulu dengan jantan, bagaimana Anda yakin itu Muhammad Rasulullah Saw.? :)

Unknown mengatakan...

Wah, padahal saya sudah memberi jawaban yang jelas di awal, kalau mau yakin itu lombok ya dimakan aja. Nanti kalau terasa pedas berarti itu benar-benar lombok. Bagaimana saya bisa yakin itu Rasululloh? Karena Beliau adalah yang paling wujud di antara semua makhluk. kalau saya bisa yakin didepan saya adalah monitor komputer, maka keyakinan saya terhadap Beliau jauh melebihi itu.

Saudaraku yang dikasihi Alloh, saudara baru belajar agama sebatas transfer cerita dan dongeng dari orang lain, belum membuktikan secuil pun kenyataannya. Ibarat anak SD baru diceritain gurunya tentang gajah kemudian anak itu membayangkan sosok gajah, tidak ada jaminan sedikitpun bahwa yang dibayangkan itu benar. Semuanya baru kira-kira dan mungkin. Maklum saja sebagian besar ulama juga tidak memahami hal ini, apalagi umat ini. Oleh karenanya Rasululloh sangat melarang kita untuk membayangkan Alloh, ini adalah isyarat dari Beliau untuk menyaksikan kesejatian Alloh sebagai kenyataan syahadat.

Ibnu Abbas pernah berkata bahwa Ia memegang dua kunci ilmu dari Rasululloh, satu kunci telah diberikan kepada umat musilm secara umum dan yang lainnya tetap Ia simpan. Karena bila yang satunya itu dibuka, sebagian besar umat Islam pasti akan membunuhnya. Abu Hurairah juga pernah mengatakan hal yang mirip seperti di atas. Hanya sahabat-sahabat sekaliber merekalah yang kuat dan mampu untuk menampung ilmu rahasia tersebut, dan secuil ilmu tersebut telah saya jabarkan di atas oleh karenanya saya bermohon ampun kepada Alloh dan Rasululloh. Semata-mata hanyalah kasih sayang saya kepada saudara2 semua untuk sedikit menawarkan kenyataan dari segala sesuatu. Bukan cerita, bacaan, atau dongeng. Melainkan wujud yang sebenarnya.

Para Wali telah menyimpan ilmu hakikat ini turun-temurun untuk disampaikan kepada hati manusia yang siap dan kuat. Terutama untuk mewujudkannya/menyatakannya dalam kehidupan. Ilmu ini adalah hak saudara2 sekalian, tinggal mau diambil atau tidak terserah pada saudara2. Tidak ada paksaan untuk masuk (hakikat) Islam. Seandainya hati saya yang kotor saja mampu bertemu dengan Rasululloh, saudara2 Insya Alloh juga mampu kalau bersungguh-sungguh.

Saya sangat bisa membedakan jin dengan buroq atau malaikat atau yang lainnya seperti saya mampu membedakan kucing dengan tikus. Bahkan jin tidak mampu menyaksikan buroq yang saya lihat (masa jin gak bisa lihat jin? Hehehe). Lagian kok kurang kerjaan jin pake menyamar menjadi buroq sebanyak hampir 7 milyar sesuai jumlah manusia. Menyamar 124.000 Rasul dan Nabi (wah, pamor para Rasul dan Nabi jadi sangat rendah ya bila jin mampu menyerupai mereka?). Lalu jin menyamar menjadi trilliun dari trilliun malaikat, jangan-jangan saya dan saudara juga jelmaan jin? Bagaimana saya bisa yakin sekali. Saya kira guru-guru atau kyai-kyai atau buku-buku yang Anda gurui juga tidak setuju dengan pendapat Anda.

Sekali lagi, saya pernah melewati kelas di mana saudara sekarang berada, saya pernah seperti saudara. Dan memang sulit untuk berpindah dari alam fana yang saudara anggap nyata ke alam Kesejatian, akan terjadi gesekan2 yang sangat menyakitkan. Namun bila Alloh menghendaki, semuanya bisa terjadi. Oh ya, sekedar informasi, Sejarawan muslim telah menemukan bahwa Sidharta sang Budha adalah Nabi zulkifi.

Salam saya yang tulus dan kasih untuk saudara2 semua, saya hanyalah manusia yang berlumuran dosa namun sangat beruntung. Mohon maaf dan jangan terlalu dipikirkan bila tidak paham.

Unknown mengatakan...

Iman dibagi menjadi empat kelas :

1. Iman ilmiah, yaitu percaya kepada Tuhan karena diberitahu oleh orang lain. Iman ini tingkatannya sangat rendah, karena hakikatnya sama dengan orang yang tidak percaya kepada Tuhan (Atheis).

2. Iman Aqliyah, yaitu percaya kepada Tuhan karena berlogika bahwa alam semesta ini ada yang menciptakan. Iman ini tingkatannya juga sangat rendah, karena hakikatnya masih sama dengan orang yang tidak percaya kepada Tuhan (Atheis). Bagaimana jika Tuhan tidak menciptakan alam semesta? Apakah berarti Tuhan tidak ada?

3. Iman dzauqiyah/musyahadah/Haqul yakin, yaitu percaya kepada Tuhan karena telah menyaksikanNya sendiri dengan sebenar-benarnya. Ini adalah standar Iman, awal dari pendakian kesucian. Pada kelas ini seseorang sudah tidak memerlukan dalil-dalil, karena kenyataan sudah di depan mata.

4. Tushilu/sampai, yaitu iman tertinggi, imannya para Rasul, Nabi-nabi dan Wali-wali. Kesucian Tuhan terpancar dalam jiwa mereka.

===============================================================
1. Hakikat QS. SURAT AL AN’AM : 75-79
Sejak kecil/remaja Ibrahim mempunyai keinginan yang sangat kuat untuk mencari dan mengenal Tuhannya. Ia sering bertafakur di tampat-tempat yang sunyi (seperti yang biasa Muhammad bin Abdulloh lakukan sebelum mencapai Rasululloh). Ibrahim melihat alam semesta dari bumi hingga ke langit, mencoba menemukan Tuhan. Ia membuat kesimpulan bahwa Tuhan bukan bintang, bulan, matahari, komet, gunung, laut, atau objek-objek lain, karena objek-objek tersebut mempunyai kelemahan. Setelah pencarian yang cukup lama, akhirnya Alloh berkehendak untuk menampakkan WujudNya kepada Ibrahim, hingga Ibrahim mempunyai iman Haqul Yakin sebagai awal dari pendakian kesuciannya.

2. Hakikat QS. AL-’ARAAF :143
Musa memohon kepada Alloh agar diizinkan untuk melihat WujudNya. Pertama Alloh memperingatkan bahwa Musa tidak akan mampu karena hatinya belum suci (waktu itu Beliau belum makrifat, apalagi mencapai Rasululloh). Namun Musa tetap bersikeras untuk memohon hingga Alloh mengizinkannya. Musa melihat bukit Tursina hancur luluh/musnah/lebur/tiada ketika Tuhan menampakkan Diri. Bukit Tursina mewakili seluruh alam, bahwa ketika Tuhan tampak seluruhnya akan lebur/tiada (bukan meledak berkeping-keping) karena Alloh Maha Besar, yg lainnya menjadi tiada, bahkan diri kita juga tiada.

3. Hakikat QS. AL QIYAMAH : 22-23
Hari kebangkitan/kiamat tidak selalu mengacu pada hari akhirat. Kiamat/kebangkitan bisa terjadi secara individu. Rasululloh bersabda : Sesungguhnya manusia dalam keadaan tidur, dan mereka akan terbangun di saat mati. Secara umum manusia yang hidup tanpa mengenal kesejatian Tuhan dianggap sedang tidur oleh Rasululloh. Dan manusia akan mengalami kebangkitan/bangun saat ia melihat TuhanNya. Bagi orang-orang makrifat dan manusia-manusia suci, kebangkitan tidak menunggu mati, artinya mereka mampu menyaksikan TuhanNya di saat masih hidup. Dan wajah mereka berseri-seri/bahagia.

4. Hakikat QS. AL-HADIID : 3
Adz-dzahirNya Tuhan mampu dilihat dengan panca indera yang didasari oleh hati yang bersih dan Al-BathinNya Tuhan mampu dilihat dengan mata hati yang suci.

Sayidina Ali bin Abitholib pernah ditanya seorang sahabat : Apakah Alloh bisa dilihat? Jawab Ali : Apakah engakau akan taat kepada sasuatu yang tidak bisa dilihat? Tanya sahabat lagi : Lantas bagaimana cara melihat Alloh? Jawab Ali : Dengan hati yang dipenuhi oleh hakikat keimanan.

MUX SPARROW mengatakan...

Baik.. cukup bicara ilmunya ya, Mas.
Muhammad itu diri kamu juga. Perlu apa percaya dengan bimbingan Muhammad palsumu itu? Silakan diiqra secara hakiki.

Silakan wiridkan ini kalau mau membuktikan kebenaran dari sisi Anda: "TUHAN TUBUHKU; MAHASUCI NYAWAKU; YAA BUDDUHUN" Kita lihat siapa yang sebenarnya masih dalam perjalanan ya. :)

Unknown mengatakan...

Wah, mentang-mentang ada hadist qudsi : Sesungguhnya segala sesuatu berasal dari Nur Muhammad, lantas kita mengaku Muhammad. Terus mentang-mentang ada ayat : Setelah Aku menyempurnakan kejadiannya, lalu Aku tiupkan RuhKu. (QS 15:29), lantas kita mengaku Tuhan. Saya sangat paham kok dengan yang ayat-ayat tersebut, namun saya ragu saudara sendiri benar-benar memahami hakikatnya, apalagi untuk mampu mewujudkannya. Mulianya Islam itu bukan pada teori atau dongeng-dongengnya, melainkan perwujudannya/kenyataannya.

Jangan khawatir saudara, Alloh dan Rasululloh tidak pernah marah kalau tidak dipercaya. Alloh dan RasulNya tidak membutuhkan apapun dari kita, kitalah yang sangat membutuhkan. Bahkan menjelang wafatnya seseorang Rasululloh tetap berkenan hadir dihadapannya untuk menolongnya, sayangnya dengan kotoran hati yang masih berkerak ia tetap tidak mampu menyaksikan kehadiran Beliau. Akhirnya Rasululloh hanya bisa menangis sambil meninggalkannya.

Satu-satunya kesempatan untuk mengenal kesejatian Alloh dan Rasululloh adalah selama nyawa masih dalam raga ini. Ini bukan perkara kecil, betapa banyak arwah leluhur kita (termasuk kyai2, imam2 mesjid, ustadz2, ulama2) sangat menderita di alam barzah karena mereka terlanjur mati tanpa pernah mengenal siapa sejatinya Tuhan dan Rasululloh. Mereka hanya mendengar dari cerita/dongeng dan membaca dari buku, padahal yang bercerita dan menulis buku juga sama-sama tidak paham kesejatian. Sedangkan Al Qur'an yang suci hanya mampu dipahami hakikatnya oleh jiwa-jiwa yang suci.

Alloh Subhanahu wa ta'ala artinya Yang Maha Suci dan Maha mulia hanya mampu dipulangi oleh jiwa-jiwa yang suci dan mulia, selainnya tidak! Dan Syahadat yang hakiki adalah awal dari perjalanan meraih kesucian. Untuk mampu menyaksikan hakikat Alloh dan Rasululloh memang sulit, namun jauh lebih sulit untuk sampai kepada Alloh. Hanya Rasululloh yang bisa mengantarkan seseorang untuk sampai kepada kesucian Tuhan.

Saya yang masih bodoh dan berbuih-buih dengan dosa ini masih dalam perjalanan awal untuk meraih kesucian. Perjalanan masih sangat jauh, namun paling tidak Rasululloh telah menjadi pegangan yang nyata bagi saya. Terimakasih atas wiridannya namun saya sudah punya wiridan sendiri. Salam ya bagi keluarga dan saudara2nya, bilang saja ada kenalan baru di Blog, namanya Amir, orangnya item, jelek, dan bodoh. Saya sendiri bersyukur mendapat saudara2 baru di sini. Semoga perkenalan kita ini membawa manfaat dan sukses selalu Blog-nya.

Teruskan pejalanan mas Mux, saya mendukung. Muaranya tetap sama kok mas : Subhanahu wa ta'ala. Tetap semangat mengajak kebaikan kepada siapapun tanpa membedakan ras, suku, golongan maupun agama. Semua manusia dan jin berhak untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.

Mohon maaf atas segala kesalahan. Wasamu'alaikum.

MUX SPARROW mengatakan...

Heheehe kepanjangan excuse-nya Mbah Abangan alias Kejawen Ngaku Islam. Sejak awal aku tau siapa kamu dan setan-setan purba yang mana ada di jasadmu. Terbukti 'kan, kamu tidak berani. Utamanya setan purba di jasadmu yang tak mau dan takkan tahan dengan TUHAN TUBUHKU; MAHASUCI NYAWAKU; YAA BUDDUHUN!

{Wah, mentang-mentang ada hadist qudsi : Sesungguhnya segala sesuatu berasal dari Nur Muhammad, lantas kita mengaku Muhammad. Terus mentang-mentang ada ayat : Setelah Aku menyempurnakan kejadiannya, lalu Aku tiupkan RuhKu. (QS 15:29), lantas kita mengaku Tuhan.}

Simpulanmu yang mengatakan "lantas kita mengaku Tuhan" benar-benar menunjukkan bahwa kamu tidak kenal mengaku kenal, tidak tahu mengaku tahu. Kutegaskan padamu Mbah: KAMU TIDAK KENAL DAN TIDAK TAHU.

Inilah ketololan kejawenisme dan kebatinan yang sudah lama kami kenali. hehehe. Pasti kamu akan makin sopan udah dibilang tolol deh. Kan biasa, menipu manusia dengan kebusukan dibalut kesantunan. Kasihan 9.999 orang korbanmu ya..

Maaf ya, akhlaqul karimah lembut itu dari mukmin untuk mukmin. Akhlaqul karimah keras itu dari mukmin untuk kekafiran. [Al-Maidah:54; Al-Fath:29]

Akidah yang benar-benar hakiki wajib melahirkan KEPASTIAN DAN KEYAKINAN, tidak menyisakan keraguan barang satu zarah pun sebagaimana kamu tunjukkan di sini apa pun alasannya [hehehe]:

{Mungkin yang saya saksikan itu bukan Alloh ya? Meskipun Ia Maha Besar (bahkan seluruh jagad ini termasuk saya pribadi menjadi hilang dari pendangan saya) dan Ia Maha Suci (memancari bathin saya yang kotor ini menjadi sedikit terbuka). Atau Beliau itu bukan Rasululloh ya?}

sini kuberi tahu:
Kalau masih ada yang menyaksikan dan yang disaksikan, bukan esa namanya. <-- dan ini sama sekali jauh dari pahaman bodoh mengaku tuhan. Paham gak paham, saya gak peduli. :P

Jadi, dengan yakin dan tegas kunyatakan, semua tulisanmu di komentar blog ini tentang Islam dan dalil2 yang kamu pakai adalah FITNAH BAGI ISLAM DAN KAUM MUKMIN. <-- pakai tebal bukan marah, sekadar mengingatkan untuk pembaca muslim lainnya di sini. :D

Dan ini, sepantasnya dari kami untuk kamu sekalian:
{Jangan khawatir, Alloh dan Rasululloh tidak pernah marah kalau tidak dipercaya}

Jadi, semua "kebenaran hakiki" yang kamu kampanyekan di sini saya tanggapi dengan ini saja:
http://lh5.googleusercontent.com/-PswYam_0RrA/UL7uxq0ELiI/AAAAAAAAHuA/_4yslQkH-hQ/s50/haxan.tah.gif

Blog ini tidak cocok untuk kamu. Di sini tempat kaum mukmin, bukan tempat abangan kejawen ngaku dan ngerasa Islam, Mas. Situ lebih cocok di blog tetangga: ki sabda langit lan konco-koncone. Anda cocok sekali dengan ki sabda langit . :}}

BIARPUN MENGAKU AMIR, KAMU TETAPLAH KARYO
Tidak akan bisa menipu daya orang Islam yang benar akidahnya dan kuat memegang tauhid yang sejati. :D

handsome mengatakan...

wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh

Unknown mengatakan...

assalamualikum...
bener2 deh, bang mux bisa memberi pukulan keras pada pak amir karyo yg memang bener2 pengamal kejawen/ abangan... maaf, jangan2 bang mux ini seorang syekh yg brnama syekh siradj yg selalu memberikan artikel di blog ini, sebab bang mux selalu terampil memberi bukti dalam menjawab koment2 dari tokoh2 kejawen..maaf, bang mux, kalo saya sdh kurang adab dalam menerka... apakah bang mux ini syekh siradj?...
wassalam.

 

Barangsiapa menghendaki kebaikan bagi dirinya, niscaya dia mengambil jalan kepada Tuhannya. (Q.S. Al-Insan:29)

Copyright © Pusaka Madinah| Peta Situs | Designed by Templateism